Permintaan Melampaui Pembelian

3:11 PM

Sudah. Jangan berharap aku akan membahas tentang teori ekonomi pasar disini.

Kamu salah tafsir judul.

Tapi ya, ini hanya sebuah fenomena yang mungkin disadari banyak manusia pengguna kendaraan. Aku yakin kalian tidak jarang melontarkan sumpah serapah atau gerutuan diikuti bibir yang kemudian manyun ketika kalian hendak menaiki kendaraan kalian kemudian....

PRITTTT!

Seperti Kaiju di Pacific Rim yang tiba-tiba muncul dari permukaan.

Jadi, sebenarnya itu sudah resiko kita dalam memiliki kendaraan. Seperti resiko pengendara roda empat yang lambat laun harus mengisi bahan bakar kendaraan kita dengan PERTAMAX setelah Premium diklaim sebagai subsidi untuk yang tidak mampu. Walaupun begitu aku masih merasa tidak mampu untuk membeli pertamax.
Nah, kembali kepada permasalahan lahan di negara kita. Kurangnya lapangan pekerjaan, lemahnya otonomi setiap daerah, meluapnya jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan lahan pekerjaan, memaksa setiap kepala keluarga atau individu memutuskan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Alhasil, terjadilah pemungutan uang parkir yang tiba-tiba hampir ada di setiap ruas jalan. Rasanya mangkel-mangkel kasihan. Jelas mereka butuh pendapatan, tapi ketika itu semua menjadi alternatif pekerjaan yang mudah dan cepat, kita pun mulai gerah.
Pasalnya, bila kita menghitung jumlah total uang parkir yang kita keluarkan selama sebulan saja, itu dapat mencapai ratusan ribu. Itu baru dari satu kendaraan. Bayangkan belasan bahkan puluhan kendaraan bergantian parkir dalam sehari, kemudian dalam sebulan tukang parkir jauh lebih makmur. Aku sebagai pengemudi kendaraan roda empat, yang harus merogoh kocek 2000-3000 rupiah setiap berhenti di satu tempat, merasa 'baiklah itu adalah resiko ketika kamu membawa kendaraan', namun kemudian apa yang dapat kita perbuat ketika kita berhenti di satu tempat yang ;

PERTAMA : kita dengan mudah dapat parkir sendiri
KEDUA     : Tukang parkir hanya duduk ketika kita datang
KETIGA    : Kita berhenti dalam jangka waktu yang sebentar

Hasilnya? 

"Mbak, 2000 mbak." 

Hanya bisa bengong, pasrah di minta uang parkir. Ini yang dalam beberapa kasus bisa aku katakan sebagai permintaan melampaui pembelian. 

Permintaan uang parkir melampaui pembelian di tempat berhenti. Bahkan ketika kamu hanya butuh mengeluarkan 600 rupiah untuk nge-print di warnet, kamu harus jauh lebih sabar ketika harus mengeluarkan 2000 rupiah untuk parkir. 

Sudah. Sudah curhatnya. 

Mungkin, seluruh uang parkir yang sudah aku keluarkan, bila dikumpulkan dapat terbeli satu sepeda keren. 

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe